Anies Baswedan kembali menjadi topik perbincangan publik setelah tampil di acara Kick Andy yang tayang di Metro TV pada Minggu, 18 Juni 2023. Dalam acara tersebut, Anies menyampaikan jawaban terkait berbagai pertanyaan yang banyak beredar. Salah satu yang paling ramai dibicarakan adalah mengenai tuduhan korupsi dalam event Formula E 2022.
Formula E adalah ajang balap mobil listrik skala internasional. Selain Indonesia, balapan berseri ini juga berlangsung di beberapa negara, seperti Arab Saudi, Maroko, Inggris, Italia, Jerman, Monako, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Anies Baswedan dan Formula E
Anies Baswedan merupakan tokoh penting dalam penyelenggaraan balapan internasional tersebut. Sebagai gubernur DKI Jakarta, tentunya Anies memiliki keterlibatan yang besar.
Lawan-lawan politiknya berusaha mencari celah untuk menjatuhkannya dengan tuduhan korupsi. Faktanya laporan terkait Formula E telah mengalami audit oleh BPK sebanyak tiga kali dan merupakan satu-satunya penggunaan anggaran negara yang mengalami berkali-kali audit.
Hasil dari tiga kali audit BPK tersebut menunjukkan bahwa tidak ada masalah sama sekali. Anies dengan tegas mengungkapkan bahwa dirinya sama sekali tidak melakukan korupsi.
Selain tuduhan korupsi, Formula E juga mengundang polemik lainnya. Banyak yang menyebut Anies melakukan pemborosan anggaran negara untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Anies, capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, membantah pernyataan ini dengan menyebut bahwa menjadi tuan rumah event internasional adalah kesempatan untuk branding negara.
Di samping itu, event Formula E juga membawa manfaat lainnya berupa pemasukan langsung dan pergerakan ekonomi sebesar Rp2,4 triliun. Manfaat ekonomi ini menyebar dari level atas hingga masyarakat bawah.
Anies Baswedan,juga meminta pada semua pihak yang menuduhnya melakukan korupsi untuk mendatangkan bukti. Faktanya memang pihak penuduhlah yang mesti menghadirkan bukti kejahatan. Sementara pihak yang tertuduh memberikan counter atas tuduhan tersebut.
Semakin dekatnya Pilpres 2024, tentunya membuat aroma persaingan semakin panas. Pemberitaan bombastis yang saling menjatuhkan marak mewarnai media. Publik hendaknya bijak dalam menyikapinya dengan tidak menelan mentah-mentah setiap informasi.